BUKA JENDELA DUNIA LEWAT WORLD FOLKFEST SPRINGVILLE 2017

BUKA JENDELA DUNIA LEWAT WORLD FOLKFEST SPRINGVILLE 2017

JAKARTA – Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) terus menggebrak dunia. Setelah melakukan lawatan internasional pertamanya ke Bucharest, Rumania, beberapa bulan lalu, mereka kembali menjalani lawatan budaya dengan mengikuti World FolkFestival yang diselenggarakan di Springville Art Park, Springville, Utah, Amerika Serikat, pada 30 Juli hingga 4 Agustus lalu.

Menurut Ketua Umum KSBN Hendardji Soepandji, keikutsertaan KSBN di World FolkFestival Springville tersebut guna memenuhi undangan Wali Kota Springville Wilford W. Clyde. Event itu menyajikan produk-produk dan kreativitas masing-masing negara mulai dari makanan dan produk khas, kerajinan, seni musik, seni tari, dan sebagainya.

”Kami hadir di Utah untuk memenuhi undangan Wali Kota Springville. Dan, kami, sebagai rakyat Indonesia bangga bisa menghadirkan kreativitas asli Indonesia di ajang internasional tersebut,” ujar Hendardji yang memimpin langsung tim Indonesia di Utah.

Tim Indonesia sendiri di ajang internasional World FolkFest Utah menampilkan berbagai seni tradisional Indonesia. Salah satunya, tarian rakyat dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Gemu Fa Mi Re, yang dibawakan para penari Indonesia saat pembukaan kegiatan di Springville Art Park.

Sementara selama festival, tim Indonesia menampilkan tari Lenso Sipatokaan dari Sulawesi Utara pada hari pertama, Tari Gemu Fa Mi Re dari Nusa Tenggara Timur (NTT) pada hari kedua, Tari Piring (Sumatera Barat) pada hari ketiga, Tari Enggang (Kutai, Kalimantan Timur) pada hari keempat, dan pada hari kelima menyajikan modifikasi tari nusantara. Yang menarik, seluruh tarian yang disajikan tim Indonesia tersebut terasa makin unik karena diiringi alunan angklung dibantu ‘Minus One’.

Mantan Komandan Puspom TNI AD itu menegaskan, dengan keikutsertaan KSBN di Utah, itu berarti KSBN telah membuka jendela dunia. “Kami akan terus melakukan lawatan ke seluruh dunia agar pintu KSBN untuk mendunia semakin terbuka lebar,” ujar Hendardji, saat evaluasi kegiatan di Utah, beberapa waktu lalu.

Hendardji juga menegaskan, dengan lawatan budaya ke Amerika Serikat, pihaknya mendapat banyak masukan dan informasi mengenai peluang pengembangan seni budaya Indonesia di luar negeri. “Indonesia mempunyai potensi seni dan wisata yang sangat luas yang dapat dipergunakan untuk memperkenalkan budaya dan adat istiadat serta keramahan masyarakat kepada dunia melalui seni budaya,” tegasnya.

Untuk tahun depan, KSBN sudah mematok target akan melakukan lawatan budaya ke beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Mesir, dan China. Hal itu juga dilakukan sebagai persiapan sekaligus promosi Indonesia yang akan menggelar World Folklore Festival di Desa Kandri, Semarang, Jawa Tengah, pada Agustus 2019. Yang menarik, dalam event itu, setiap peserta dari berbagai negara di dunia akan diberikan fasilitas homestay.

Sebelumnya, Desa Kandri sudah ditetapkan sebagai desa wisata karena memiliki karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata dalam negeri dan mancanegara. Bahkan, penduduknya pun masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. (One)

Related posts